Penyair 2

MUSTAFA ISMAIL


Prosa Sebuah Musim


Begitu sejuk kolam menggeliat dalam matamu
mencairkan seluruh kepenatan
dengan apakah kumulai bersyukur
atau sekedar mengantarmu segelas teh
langit senyap, apalagi sebuah musim
yang perbah kita sketsakan 
dalam buku tulis di sekolah lanjutan


Cahaya menyiram rumah - rumah di situ
akupun sangat kangen menghidupkan petromaks 
di kamarmu
kita bercerita tentang perjalananku yang panjang
atau kesabaranmu menunggu
meskipun yang kau temukan senantiasa lusuh
dengan gontai menyapamu
hingga setiap kali aku membaca sorot matamu
setiap kali pula aku berusaha menyalahkan diriku
yang tidak mampu mengurai isyarat
dan mengirim surat - surat berbunga bagimu


September 1995




Sigli, Malam Itu
                      ( aku teralienasi pada sudut puisi )


ada gadis berbisik - bisik dengan laut
mengaliri air mata ke relung bumi
aku melihat ombak merintih
cangkir - cangkir di meja dipenuhkan
coca cola, sprite
juga dua porsi nasi goreng telah dihidangkan
kita membuat perhitungan dengan langit, dengan ombak
yang mengetuk diammu


Pada titik ini kau kehilangan kata
pun sekedar mengingatkanku malam sudah sangat larut
bulan dengan wajah merah padam memandang kita
yang terus melumat angin laut di bawah lampu 5 watt
dan kaleng - kaleng minuman 
kita masih bertahan
walaupun katamu kau belum menyelesaikan PR
kebiruan laut telah melemparkan kita
pada surga - surga kecil
kita tidak bisa menjawab sejauh mana langkah
sudah digerakkan
tanpa perlu bersedih atau sedikt rasa bersalah
ketika kita ingat sejumlah pesan yang dititipkan sejarah
kita lupakan kepenatan di rumah
kesumpekan di tempat kerja
kita menari, menari
tanpa perlu meperdebatkan luka dengan cahaya


Sigli, 7 Desember 1995 

No comments:

Post a Comment

Apa yang kau pikirkan?